Home / Technology / Tren berapa banyak pemakan pilih -pilih saya?, Inilah alasan mengapa orang suka pilih -pilih tentang makanan

Tren berapa banyak pemakan pilih -pilih saya?, Inilah alasan mengapa orang suka pilih -pilih tentang makanan


Foto ilustrasi: chatgpt ai

Brilio.net – Tentunya Anda sering melihat di media sosial, ada konten “Berapa banyak pemilih tentang makanan?”. Ada orang -orang yang dengan sabar memisahkan setiap irisan bawang dari mangkuk bakso, ada tim pare hard -line anti -memakan, ada lebih baik daripada bau durian, dan ada juga orang -orang yang diizinkan makan jeroan, hanya membuatnya tidak mau. Di sisi lain, ada tim “semua -makan” yang bangga bisa makan apa pun. Fenomena ini sedang tren di Tiktok dengan pencarian tren pemakan pilih -pilih dan judul video “Berapa banyak pemakan pilihan saya?”

Melihat itu menyenangkan, tetapi sering kali kami segera berkomentar, “Ah, benar -benar manja!” Atau “tidak bersyukur, di sini, kenapa makanan dipilih”. Eits, tunggu sebentar. Rupanya, kebiasaan menjadi pilih -pilih tentang makanan ketika dewasa seringkali bukan hanya masalah selera atau sikap yang terdiri dari, Anda tahu.

Menurut para ahli, ada penjelasan yang lebih dalam dan masuk akal di balik kebiasaan ini, mulai dari faktor bawaan yang lahir hingga pengalaman masa lalu. Ayo, kita berdiskusi bersama sehingga kita bisa lebih memahami orang -orang di sekitar kita!

1. Takut mencoba makanan baru (ini adalah naluri alami!)

Pernahkah Anda melihat seorang teman yang sangat ragu ketika diundang untuk mencoba makanan khas yang terlihat “aneh” atau makanan asing seperti sushi mentah? Ini tidak berarti mereka sombong atau megah, bisa jadi mereka memiliki kesadaran yang lebih kuat dari yang lain. Fenomena ini dikenal sebagai neofobia makanan.

Menurut para peneliti, seperti yang dikutip dari Jurnal Ilmiah selera, ini adalah sisa naluri dari masa leluhur kita. Jadi agar tidak diracuni, manusia kuno sangat berhati -hati dengan makanan baru. Nah, pada beberapa orang, bahaya “alarm” terdengar lebih kencang. Jadi, otak mereka secara otomatis merasa cemas atau menolak ketika dihadapkan dengan makanan yang berbentuk, atau nama mereka benar -benar asing. Jadi jangan kaget jika berlibur ke tempat baru, mereka lebih suka mencari kios mie instan atau nasi goreng yang pasti akrab daripada mencicipi kuliner lokal.

2. Memiliki ‘lidah super sensitif’ (tidak bereaksi berlebihan, tetapi bawaan)

Anda mungkin terkejut, mengapa Anda dapat menikmati pare dengan penuh semangat, sementara teman -teman Anda segera drama karena dia mengatakan sangat pahit sehingga membuat mual? Jawabannya mungkin karena dia memiliki ‘lidah super sensitif’.

Seperti yang dijelaskan di halaman Healthline Health, ada orang yang merupakan jumlah ‘sensor penyedap’ di lidahnya lebih dari kita. Orang -orang yang disebut Superstaster merasa semuanya lebih kuat, ini adalah kondisi genetik, bukan pilihan. Hasilnya?
– Rasa pahit: Bagi mereka, rasa pahit sayuran seperti melon pahit, daun pepaya, atau bahkan kopi hitam terasa berkali -kali lebih menyiksa, bukan hanya pahit biasa.
– Tekstur aneh: Tekstur makanan seperti jeroan (babat, usus), makanan berlendir (okra, natto), atau yang terlalu lembut seperti bubur bisa terasa sangat tidak nyaman dan memicu refleks yang ingin muntah.
– Aroma pedas: bau khas durian, pasta udang, atau petai dapat terasa lebih tajam dan mengganggu indera penciuman mereka.

Jadi, penolakan mereka nyata karena sangat dirasakan oleh tubuhnya. Mereka tidak melebih -lebihkan, sensor pada lidah dan hidung mereka bekerja lebih keras dari rata -rata.

3. Menemukan makanan yang aman

Hidup terkadang berat, ya? Ada tekanan dari pekerjaan, masalah keluarga, atau hanya pusing memikirkan masa depan. Nah, dalam situasi seperti itu, makanan seringkali merupakan pelarian untuk menemukan kedamaian dan stabilitas.

Psikolog, seperti yang sering dibahas dalam majalah Psychology Today, menjelaskan bahwa ketika hidup terasa penuh tekanan dan tidak pasti, memilih makanan yang sama yang hanya memberikan rasa kenyamanan dan keamanan. Mengapa? Karena kita sudah tahu persis apa rasanya. Tidak ada kejutan, tidak ada risiko kekecewaan. Jadi jangan kaget jika menu andalan teman Anda jika bukan nasi + telur goreng, ya mie instan. Bukan karena saya tidak ingin mencoba yang lain, tetapi karena menu memberikan rasa tenang yang pasti di tengah hari yang tidak pasti. Ini adalah cara sederhana bagi seseorang untuk merasa terkendali ketika hal -hal lain dalam hidupnya terasa berantakan.

4. Pengalaman buruk yang membuat Anda menyerah untuk hidup

Ini mungkin yang paling umum dan termudah untuk dipahami. Otak kita sangat pandai merekam pengalaman buruk, terutama yang terkait dengan rasa sakit, sebagai bentuk perlindungan diri. Di dunia psikologi, ini juga disebut sebagai asosiasi negatif.

Cobalah untuk mengingat, mungkin ada teman atau bahkan diri Anda yang mengalami ini:
– Di masa lalu ketika seorang anak tersedak tulang ikan yang tajam, sampai dewasa ngeri dan malas makan ikan.
– Pernah beracun makanan enak setelah makan kerang atau udang, jadi sekarang sangat anti -seafood.
– Sebagai seorang anak terpaksa makan sayuran sampai muntah, akhirnya sampai dia membenci sayuran.
– Faktanya, Anda tidak harus mengalaminya sendiri. Melihat orang lain sakit sekali setelah makan sesuatu juga dapat menanamkan ketakutan yang sama.

Setelah otak mencatat “makanan ini = bahaya” atau “makanan ini = pengalaman yang tidak menyenangkan”, maka alarm penolakan akan terus menyala, kadang -kadang sampai seumur hidup.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

Memahami alasan ini dapat membantu kita menjadi lebih sabar dan tidak mudah untuk menilai.

-Untuk Anda yang merasakan makanan pilih -pilih: Tidak apa -apa. Itu bukan sepenuhnya salahmu. Jika ada niat untuk mencoba makanan baru, mulailah dari hal -hal kecil tanpa paksaan. Cobalah satu bahan dari hidangan, bukan secara langsung satu porsi penuh.

– Bagi Anda yang memiliki teman seperti ini: alih -alih menggoda, memaksa, atau menjadikan kebiasaan makan mereka sebagai lelucon utama di meja makan, mari kita coba untuk lebih memahami. Kalimat sederhana seperti, “Oh, Anda tidak menyukainya? Baiklah, tidak apa -apa, hanya pesan,” ini jauh lebih menenangkan dan membuat suasana makan lebih nyaman untuk semua.

Pada akhirnya, masalah makanan sangat pribadi. Ayo, mulai sekarang kita menjadi lebih bijaksana dalam memahami perbedaan dalam selera orang di sekitar kita.

Pertanyaan Umum (FAQ) yang terkait dengan pemilih makanan

1. Bisakah makanan ini pilih -pilih tentang hubungan sosial atau kencan?

Sangat bisa. Saat -saat makan bersama sering kali merupakan inti dari kegiatan sosial. Orang -orang yang sangat memilih mungkin merasa cemas ketika diundang untuk makan di tempat baru, yang dapat membuatnya sering menolak undangan. Dalam hubungan kencan, perbedaan rasa yang ekstrem kadang -kadang juga bisa menjadi sumber konflik kecil, misalnya ketika menentukan tempat makan atau ketika bertemu keluarga keluarga.

2. Dapatkah selera seseorang berubah dan tidak lagi memilih kapan semakin tua?

Bisa, dan ini sering terjadi! Seiring bertambahnya usia, sensitivitas selera kita dapat berkurang (terutama untuk rasa pahit), sehingga makanan yang tidak disukai bisa lebih dapat diterima. Selain itu, faktor lingkungan, keinginan pribadi untuk berubah, dan paparan berulang untuk makanan baru secara positif (tanpa paksaan) dapat membantu “membuat kembali” otak dan lidah untuk menerima perasaan baru.

3. Apa perbedaan antara ‘pemilih pemilih’ dan orang -orang yang memiliki alergi makanan?

Ini adalah perbedaan yang sangat penting. Pilih -pilih Pilih Menolak Makanan Berdasarkan Preferensi Rasa, Tekstur, Aroma, atau Faktor Psikologis. Reaksinya adalah perasaan tidak suka atau tidak nyaman. Sementara alergi makanan adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh yang menganggap makanan tertentu sebagai ancaman. Reaksi bisa berbahaya, mulai dari gatal, bengkak, sesak napas, hingga kejutan anafilaksis yang mengancam kehidupan. Jangan pernah memaksa seseorang untuk mencoba makanan jika dia bilang dia memiliki alergi.

4. Apakah menjadi pemilih makanan yang buruk bagi kesehatan?

Tergantung pada tingkat keparahannya. Jika seseorang masih mengonsumsi makanan dari berbagai kelompok nutrisi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dari buah -buahan/sayuran yang ia sukai), kemungkinan ia tetap sehat. Namun, jika pilihannya sangat terbatas sehingga ia hanya ingin makan beberapa jenis makanan (misalnya hanya nasi dan ayam goreng), ia berisiko mengalami kekurangan gizi penting seperti serat, vitamin, dan mineral.

5. Anak saya juga pemungutan suara makanan. Apakah Anda memiliki tips agar tidak dibawa sampai dewasa?

Kuncinya adalah paparan positif tanpa paksaan. Terus menawarkan berbagai jenis makanan sehat di meja makan, meskipun dia tidak ingin segera mencobanya. Biarkan dia melihat orang tuanya menikmati makanan. Undang anak -anak untuk berpartisipasi dalam proses memasak. Hindari menghukum atau memaksa, karena ini sebenarnya dapat menciptakan trauma. Jika kebiasaan ini sangat ekstrem, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi.

(BRL/TIN)



Berita Olahraga

Motivation

News

Pendidikan

Pendidikan

Download Anime

Jadwal pertadingan malam ini

Situs berita olahraga khusus sepak bola adalah platform digital yang fokus menyajikan informasi, berita, dan analisis terkait dunia sepak bola. Sering menyajikan liputan mendalam tentang liga-liga utama dunia seperti Liga Inggris, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan kompetisi internasional seperti Liga Champions serta Piala Dunia. Anda juga bisa menemukan opini ahli, highlight video, hingga berita terkini mengenai perkembangan dalam sepak bola.

Tagged: